Rabu, 31 Desember 2014

Bad or Good, It's the Began!

Tahun baru..
Semua berawal dengan yang baik, namun adapula yang menyakitkan.
Awalan yang baik adalah, ketika aku bertemu dengan dia, seseorang yang mungkin sudah 10 tahun lebih kami tak berjumpa dan tak bersama.
Awalan yang baik pula ketika aku dan dirinya berbagi canda dan tawa disetiap detiknya.
Meluangkan waktu bersama.
Ya.. bersama...

Namun, perlahan awalan yang baik tersebut berubah menjadi sangat menyakitkan, ketika sebuah perpisahan datang.
Perpisahan yang tak pernah aku harapkan.
Perpisahan, tanpa ada persetujuan dari kedua belah pihak.
Perpisahan yang seharusnya tidak boleh terjadi..lagi...
Dan hanya secarcik kertas berisi pesan yang dia tinggalkan kepadaku
"Aku pergi, kamu jaga diri baik-baik"

Menurutmu, apakah aku akan merasa tenang dengan pesan itu?
Tidakkah kau tahu, aku masih ingin bersama dengan dirimu, melakukan hal yang dulu pernah kita lakukakan bersama.
Aku juga masih ingin mengajakmu ke tempat favoritku, tempat dimana aku selalu memikirkan keberadaanmu.

Namun semua telah terjadi, dan aku tidak bisa mencegah kepergianmu.
Selamat tinggal..
Semoga ada saat, dimana waktu itu akan menjadi milik kita. Selamanya..

Kamis, 25 Desember 2014

Aku: Hati yang Terluka

Aku tak tahu, apakah aku masih "dibutuhkan" ketika ada kita dalam satu ruang.
Aku tak tahu, apakah aku masih akan terlihat ketika berada diantara kalian.
Dan aku juga tak tahu, apakah masih ada tempat bagiku untuk ikut tertawa serta berbahagia ketika ada aku, kamu dan dia, seseorang yang amat sangat kau sayangi dalam suatu masa yang sama.

Dua kali, bahkan lebih. Lebih dari yang kau perkirakan.
Mungkin pula, kau tak tahu dan tak pernah menyadari yang sesungguhnya. Tak akan pernah..
Sekali kau melakukan kesalahan, aku maafkan.
Dua kali kau menyakitiku, aku maafkan.
Tiga kali kau melukai hati ini, aku tetap memaafkan.
Dan untuk kesekian kalinya kau menggoreskan pisau dihati ini, aku akan memaklumi hal tersebut.
Karena aku, bukan dan tak akan pernah menjadi seseorang yang paling berharga dimatamu.

Apakah menurutmu aku akan membalaskan semua rasa sakit ini?
Tenanglah.. aku tak sejahat itu..
Dan aku tak akan pernah melukaimu.
Hanya saja, aku akan sedikit tak peduli terhadapmu.
Bahkan bisa saja aku bersikap biasa dan menganggap bahwa semuanya baik-baik saja.

Terlepas dari semua itu, aku akan tetap berada disampingmu.
Menemani, hingga kau sadar, bahwa aku, jauh lebih berharga daripada dirinya..
Iya, aku...



Sabtu, 20 Desember 2014

El Qibty: Dari Aku, Untuk Kita Semua

Buku itu sudah terlalu usang dan termakan usia.
Perlahan aku buka halaman demi halaman.
Hingga akhirnya aku berhenti pada pencarianku.
Aku menemukan beberapa tulisan yang sudah lama tak pernah ku baca.
Perlahan setiap kata dan setiap tulisan itu ku pahami dan berharap waktu dapat berjalan mundur kembali..
Aku ingat, dulu, sebelum aku beranjak dan pergi meninggalkan rumah, aku sempat membaca beberapa buku yang memberikanku motivasi.
Beberapa buku yang mengajarkanku tentang sebuah kebenaran.
Salah satu buku yang aku baca adalah buku El Qibty. Sebuah renungan untukku, untuk kita semua...

Berikut, beberapa petikan kalimat yang ada di dalam buku El Qibty:

"Ya Allah... apa yang telah terjadi dengan hamba? Wajarkah jika hamba mengagumi ciptaanMu nan agung? Salahkah jika hamba mengharapkan sesuatu yang belum sepantasnya hamba dapatkan? Ya Allah.... Hamba hanyalah segelintir makhluk dari sekian banyak makhluk yang telah engkau ciptakan dengan sempurna. Hamba hanyalah seorang hamba yang punya cita, harapan dan cinta. Cinta untuk mendapatkan MaghfirahMu agar dapat mencintai surgaMu. Harapan untuk bisa meninggikan kalimat-kalimatMu, dan cinta..."

Tsummas Salam,
Nabilla Aulia

Rabu, 17 Desember 2014

Papa, You're My Everything

Tadi sore aku lagi dengerin lagu-lagunya Ed Sheeran sambil tidur-tiduran.
Terus tiba-tiba kebayang saat dulu aku ga biasa tidur karna nungguin papa pulang.
Mau sampe jam berapa juga papa harus tetep pulang dan nemenin tidur.
Dulu juga waktu kecil, papa rajin buatin aku susu sebelum aku tidur.
Papa juga selalu nguncir rambut aku sebelum aku berangkat ke sekolah.
Papa juga yang selalu bersihin tumpahan susu di badan aku saat aku ketiduran didepan tv.
Papa juga selalu ngangkat dan pindahin aku ke kamar kalo aku ketiduran di depan tv.

Sampe akhirnya aku beranjak dewasa, papa juga selalu ada dan selalu nemenin aku tidur.
Papa peluk aku, papa "pok-pokin" aku..
Waktu aku di opnam, waktu aku sakit, papa juga selalu menghibur aku biar aku makan, papa selalu suapin aku.
Apalagi kalo waktu udah larut, terus aku laper, papa selalu masakin indomie khas buatan beliau.
Indomie, daun bawang, sayur, cabe, semua dimasak jadi satu. Walaupun anaknya ga suka makan sayur, tapi tetep aja dipaksa buat makan sayur.
Apalagi kalo papa lagi masak telor, selalu aja dimasaknya sama cabe iris, daun bawang dan bawang.

Pokoknya papa segalanya buat aku..
Papa selalu kasih kepercayaan sama aku.
Papa juga orangnya ga suka dibohongin.
Walaupun sekarang aku dan papa lagi ga satu rumah, tapi sebisa mungkin kalo aku mau pergi kemana-mana harus izin dan bilang sama papa.
Kalo libur semester juga papa suka langsung nyuruh aku pulang. Saking kangennya dan udah lama ga ketemu.
Papa juga suka cemburu kalo aku lebih memilih kalo libur semester mau jalan-jalan dulu sama temen ato ga sama pacar ketimbang pulang kerumah..

Pasti kalo aku milih jalan-jalan sama temen dan bilang kangen sama temen, papa selalu bilang,
"oh..jadi lebih kangen sama temen-temenya daripada papa?".
Tuh, kalo udah dibilangin kayak gitu trus aku kudu piye? Serba salah kaaannn...
Apalagi kalo ada tanggal merah yang liburnya satu mingguan ato beberapa hari.
Papa pasti telpon dan nanyain,"liburan kemana? Ga pulang?" Atau "kenapa harus ke Bandung? Jadi lebih kangen temen-temennya daripada papa? Ga kangen sama papa?"
Salaaaahh lagiii kaaannn...
Padahal kan maksudnya ga gitu. Huft!

Tapi sekarang, aku udah jarang tidur ditemenin papa. Itu semua karna kesalahan aku sih..
Ga nyangka kalo kejadian waktu itu buat papa mungkin kecewa sama aku.
Hmm...
Kadang ada rasa menyesal dan.....ga kepengen papa berubah..
Maafin Lala yaa paa..

Pengen deh rasanya masa-masa dulu terulang kembali. Ada waktu buat keluarga, have fun bareng.
Liburan sama-sama..
Tapi sayangnya papa susah sih diajakin kemana-mana.
Kalo disuruh milih antara alan-jalan dan berkebun, papa pasti lebih milih buat berkebun.
Waktu itu pernah deh, kita udah sampe Sawahlunto, Padang, bukannya jalan-jalan, papa malah stay di rumah dan buat pance (semacam tempat duduk santai yang terbuat dari bambu).
Niatnya mau jalan-jalan, eh papa malah sibuk sendiri sama kerjaannya. Huft!

Tapi, terlepas dari semua hal itu. Papa lebih dari seorang pahlawan, papa lebih dari seorang papa.
Papa adalah seseorang yang selalu ada dan selalu ingin anaknya bahagia. Papa adalah anugerah yang Allah SWT berikan buat aku.
Aku bangga punya papa kayak Bapak Edward Burhan dan aku sayang sama papa.

Baik, buruknya masa lalu, papa tetep menjadi papa dan selalu mengajarkan hal-hal yang baik terhadapku, terhadap anak-anaknya.
Baik, buruknya kehidupan, papa akan selalu menjadi sosok yang bijak dan tegas.
I LOVE YOU, PA..

Selasa, 16 Desember 2014

Surat Untuk Kekasih (3)

Kemarin, aku menunggumu di cafe tempat biasa kita bertemu.
Ada hal penting yang ingin aku sampaikan.
Tapi sayangnya, kau tak datang.
Sudah hampir setengah hari aku menunggumu.
Green tea latte hangat yang daritadi aku pesan juga sudah habis.
Kau ingat tidak? Saat kita disini, kau selalu memesan hal yang sama sepertiku.
Kau bilang,"green tea latte itu menenangkan, sama ketika aku berada disampingmu".
Kau selalu mengucapkan kata-kata itu setiap kali kita berada di cafe ini.
Dan kau ingat, saat aku bilang,"kau berusaha merayuku? Setiap kali kita kesini, kau selalu mengatakan hal yang sama".
Kemudian dengan lantang dan tegas kau berkata,"aku tidak sedang merayumu, tapi apa yang aku rasakan memang benar adanya dan ini tulus dari dalam hati".
Aku rindu...aku merindukannya...
Aku......merindukan kita...

Senin, 15 Desember 2014

Untukmu, Sahabatku..

Rasanya udah lama kita ga kayak gini. Ketawa, becanda, seneng-seneng, seakan ga ada beban di hidup ini.
Terakhir kita ngumpul, itu semester awal sebelum kita sibuk masing-masing.
Dulu, kita suka wara-wiri, kuliner, jalan-jalan entah kemana dan selalu diakhiri dengan martabak. Selalu!
Seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu hilang. Ga ada lagi yang namanya quality time bareng kalian. Ga ada..
Kita semua jadi sibuk masing-masing karna kita sekarang lagi ngejer cita-cita kita.
Tapi semalem, rasanya entah kenapa bahagia aja. Kita bisa kumpul lagi, bercanda, tertawa, makan martabak..
Dan kemudian, puncak bahagia yang aku rasakan adalah ketika kita bermain kembang api dan petasan bersama-sama.
Indah.. aku merasa segala beban di dalam diri ini seakan hilang secara perlahan.
Kita adalah sahabat, sampai kapanpun, dan akan selalu menjadi sahabat.
Kepercayaan, keberanian, nasihat, semua adalah milik kita..karna kita adalah sahabat..

Minggu, 14 Desember 2014

Kau, Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki..

Rasanya bahagia saat aku bisa melihatmu tertawa lepas seperti itu lagi.
Terakhir aku melihatmu tertawa sebahagia sekarang adalah saat kita duduk bersama menikmati indahnya senja di bukit tempat biasa kita berjumpa..
Ah!! Rasanya aku merindukan saat-saat indah itu lagi!
Namun, tak mungkin untuk kita bersama kembali.
Kau tahu kan? Orang tuamu tak merestui hubungan kita.
Hubungan terlarang yang tak seharusnya untuk kita jalani.
Tapi, sejujurnya, aku tak pernah menyesali pertemuan kita.
Kita, aku dan kamu, dipertemukan di dalam suatu masa yang indah dan selamanya akan tetap menjadi indah..
Indah...didalam hati ini..

Dari aku,
Yang pernah mencintaimu..

Bosan, Aku Datang..

Bosan.. Aku bosan jika harus seperti ini.
Hanya duduk, diam, diiringi oleh lantunan simfoni keindahan.
Aku datang, untuk bertemu denganmu. Aku datang, untuk menyelesaikan perkara yang terjadi diantara kita.
Bukan malah duduk, diam, dan menikmati kau bercanda, bersenda gurau dengan mereka.
Kau tahu? Waktuku tak banyak dan aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.
Kita dipertemukan, dan aku harap, kita bisa dipersatukan.....lagi..

Sabtu, 13 Desember 2014

Surat Untuk Kekasih (2)

Terima kasih atas waktu luangmu.
Aku bahagia, walau hanya beberapa detik..
Aku tahu, kau masih marah kan kepadaku?
Kau masih dendam dengan apa yang telah aku perbuat terhadapmu.
Dan aku juga tahu bahwa sebenarnya kau tak ingin melihatku bersedih.
Tapi kau hanya malu untuk mengungkapkan semuanya.

Tenang saja sayang, aku tak akan marah kepadamu, apalagi sampai membencimu.
Aku maklumi semua ini, karna semua memang seutuhnya kesalahanku.
Walaupun demikian, aku tahu, kau masih memiliki hati kecil yang manis.
Hati kecil yang selalu mendorongmu untuk memaafkanku dan menjauhkanmu dari segala ego yang kau miliki.
Aku tahu itu sayang..dan aku yakin..
Karna, aku mengenalmu lebih dari yang kau tahu......sayangku..

Sekali lagi, terima kasih.. aku bahagia..
Aku harap, kau mau menemuiku lagi, sekali lagi...atau mungkin, untuk terakhir kalinya...

Dari aku,
Yang akan selalu menyayangimu..

Kamis, 11 Desember 2014

Tentang Sebuah Pilihan

Hentikan semua kesalahpahaman ini dan jangan biarkan kebencian menyelimuti hatimu.
Ini semua tentang sebuah pilihan..
Jangan sampai sebuah penyesalan adalah hal pertama yang menghampiri hidupmu.
Luka memang akan sembuh, namun meninggalkan bekas.
Tapi yakinlah, disetiap luka yang tlah ditorehkan, pasti akan ada pelajaran yang dapat diambil.

Rabu, 10 Desember 2014

Luka: Saat Cinta Tak Lagi Bersamamu

Mereka benar! Ini seperti kisah cinta segitiga.
Aku terlalu cemburu dengan semua ini. Aku terlalu munafik.
Aku seperti orang bermuka dua.
Aaaaahhh!! Hatiku kacau!
Aku sudah tidak bisa membedakan rasa sayang dan kebencian.
Aku.......aku mengaku kalah dengan semua ini.
Harusnya, dari awal aku tidak tenggelam dalam perasaan penuh luka.
Seharusnya aku menjauh dari jiwa yang penuh dengan kebencian.
Berhenti memikirkannya, berhenti memperdulikannya, dan bersikaplah biasa saja.
Lakukan dan jangan kau tanyakan lagi!

Selasa, 09 Desember 2014

Aku, Kamu dan Dirinya

Dia bilang, kisah ini seperti kisah cinta segitiga.
Tapi aku merasa, ini hanyalah sebuah ketidakadilan semata.
Tapi siapa peduli? Yang bisa aku lakukan hanya diam, dan menganggap semuanya baik-baik saja.
Mungkin aku hanya merasa sedikit...cemburu atas ketidakadilan ini.
Ya, cemburu..
Melihat dia begitu menyayangimu, sedangkan kau terlihat begitu acuh tak acuh kepadanya.
Sungguh tak adil bukan?

Senin, 08 Desember 2014

Surat Untuk Kekasih

Apa kabar? Rasanya sudah terlalu lama kita tidak bertatap muka.
Bercanda, tertawa, bahagia bersama.
Melepas penat dan kegelisahan bersama. 
Semoga kau baik disana.
Oh ya, apakah kau tidak bosan seperti ini? Hanya diam dan menunggu jawab dariku?
Ayo berbicaralah.. berhenti seperti anak kecil. Aku merindukanmu!
Tidakkah kau merasakan hal yang sama sepertiku? Jangan membuatku terus bersedih.
Ayo kembali seperti dahulu, kita berbincang, menikmati hari-hari bersama.
Menikmati indahnya senja, hembusan angin, indahnya langit malam.
Ah!! Aku merindukanmu!!! Sungguh!
Tolong kecilkan sedikit egomu. Bila perlu, buang semua ego dan rasa gengsimu!
Aku merindukanmu........sayangku...
Bila engkau melihat pesan ini, temui aku! Di cafe tempat biasa kita berjumpa.

Dari aku,
yang selalu menyanyangimu..

Senin, 17 November 2014

Bukan Sebuah Penyesalan

Aku berharap waktu bisa diputar kembali agar aku bisa mengulang semuanya dari awal.
Membuka lembaran baru, memperbaiki yang salah, memperbaiki kekurangan yang ada, dan...
Tetap menganggapmu sebagai teman terbaikku, sebagai seorang pemimpin diantara segala yang kau jalani pada waktu itu.
Seharusnya aku sadar, bahwa memilikimu nantinya hanya akan membuat hati ini terluka.
Seharusnya aku sadar, bahwa dirimu dan dirinya benar-benar dipertemukan dalam satu ikatan yang sah.
Tidak.. Aku tidak akan menyesali semua ini.
Semua ini hanyalah takdir. Takdir tentang aku, kamu dan dia.
Takdir tentang aku yang tak harus bersamamu dan takdir bahwa kau memang pantas untuk bersanding dengan dirinya.

Pergi dan Jangan Kembali!

Kamu tahu rasanya? Menyakitkan ketika aku tahu kau bukan milikku lagi.
Rasanya ini semua tak adil.
Kenapa kau bisa terus selalu bersamanya, sedangkan aku?
Sakit.. ketika aku tahu kau begitu menyanyanginya.
Hancur.. ketika aku tahu kau sangat mencintainya.
Alasan bodohmu itu hingga saat ini tak bisa aku terima!
Alasan bodohmu itu hanya membuatku selalu bertanya-tanya!
Ini sangat tidak adil! Kau bisa memberikan kesempatan kepada yang lainnya.
Sedangkan aku? Kau begitu cepat mengambil keputusan.
Jika benar kau mencintai dirinya, jangan.. jangan lagi kau masuk kedalam kehidupanku.
Jangan lagi kau hancurkan perasaanku! Jangan lagi berikan harapan kepadaku!
Dan berhenti untuk menjadi bayang-bayang gelap didalam hidupku..

Rabu, 29 Oktober 2014

Bagaimana?

Bagaimana caranya untuk berlaku adil? Bagaimana caranya untuk menjaga perasaan? Mungkin ini merupakan pertanyaan sederhana, namun siapa sangka bahwa pertanyaan sederhana ini dapat berdampak bagi kehidupan kita sehari-hari.

Setiap orang memiliki ciri dan karakter yang berbeda-beda. mereka memiliki sifat dan karakter yang beragam. namun, siapa yang tahu tentang isi hati seseorang? pernakah kalian berfikir untuk mengerti dan memahami isi hati seseorang? pernakah kalian berfikir untuk menjaga perasaan seseorang? mungkin sebagian dari kalian akan menjawab,"ya, gue pernah melakukan hal demikian".

Namun, pada kenyataannya masih ada beberapa diantaranya yang kecolongan dengan hal sepeleh ini. jujur, sebenarnya gue juga masih bingung untuk berlaku adil, terhadap siapapun, terlalu memikirkan perasaan orang lain tanpa memperdulikan apa dampak yang akan gue terima bagi diri gue sendiri.

Malam ini gue mendapatkan pelajaran yang berharga mengenai pentingnya untuk berlaku adil, terutama terhadap seorang sahabat, mereka yang sudah kita kenal lama, mereka yang bukan hanya sekedar sahabat, tetapi sudah dianggap seperti keluarga. ini bukan siapa yang lebih spesial dimata siapa, sampai  gue pun mendapat teguran dari sahabat gue sendiri kalo ini "bukan tentang seberapa mahal dan seberapa besar barang yang kita berikan kepadanya, tetapi tentang seberapa berartinya seorang teman itu, seorang sahabat sehingga membuat kalian selalu di ingat sama dia". karena,  sebuah kenangan itu tak ternilai harganya..  

 

Kamis, 25 September 2014

Memahami, Bukan Menyalahkan!

"Belajarlah untuk memahami, bukan menyalahkan. Ingat, memahami, bukan menyalahkan" 

Kata-kata itu yang selalu gue camkan kepada diri gue sendiri hingga detik ini. 
Kata-kata itu gue dapat saat bertemu dengan seorang laki-laki yang terlihat tua, namun ia tetap semangat dalam memberikan ilmu dan pengetahuanya. Aku salut dan bangga bertemu orang hebat seperti beliau. Beliau mengetahui semuanya. Semuanya.. 

Haikal, pria tua dengan jaket parasut yang ia kenakan membuat beliau tampak tenggelam dalam parasut tersebut. Badanya yang kecil dan rambutnya yang putih tidak membuat semangat beliau luntur.   

Sebelumnya aku pernah melihat beliau, di tempat yang berbeda. Kesan pertama saat melihat beliau, aku bertanya-tanya siapakah beliau. Jalanya yang terbata-bata, beban berat yang beliau jinjing kesana kemari, kacamata dan parasut yang beliau kenakan sehari-hari, membuat saya kasihan terhadap beliau. Bagaimana tidak, beliau sudah tua tetapi masih harus mengangkat beban berat seperti itu, beliau masih harus kesana kemari untuk menghidupi keluarganya. Seharusnya, orang-orang seperti beliau itu udah duduk manis di dalam rumah dan menikmati hari-harinya. Tetapi, hal ini nampaknya berbeda dengan orang-orang tua lainya. 

Yah.. Pak Haikal berbeda dengan pria-pria tua lainnya. Semangatnya, pengetahuannya, keadilannya, itu semua membuat beliau berbeda dengan pria-pria tua lainnya. 

Walaupun sebelumnya gue sempat merasa kurang menyukai beliau,  tapi setelah dipikir-pikir kenapa gue harus marah? Kenapa gue harus benci? Toh itu juga kesalahan gue yang gak sepantesnya buat gue lakuin. Kesalahan gue karna gue udah terlalu malas untuk menjalani hari-hari ini. Gue udah kalah semangat dengan seorang pria lanjut usia yang jelas-jelas masih berdiri gagah di hadapan gue, pulang pergi kesana kemari, mencari keadilan, mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarganya. 

Emang sih ya, penyesalan itu selalu datang terlambat. Ingin rasanya gue minta maaf kepada beliau atas tindakan gue kemarin. Sepeleh sih, cuma dapat berpengaruh juga untuk kehidupan mendatang. 

Tuhan, jika memang saya dan beliau dipertemukan kembali, izinkan saya menyampaikan pesan maaf ini kepada beliau. Jika tidak, pastikan bahwa beliau tau kalau saya benar-benar menyesal dengan semua ini.. 
 
Terima kasih.. 

Sabtu, 20 September 2014

I'm Alone, I'm very Happy 😍

Malem ini gue jalan-jalan sendirian (lagi) (untuk ke sekian kalinya) dan rasanya tuh happy.. Beneran happy.. 
Pernah gak, kalian ngeluangin waktu buat diri kalian sendiri, manjain diri kalian sendiri, melakukan hal yang kalian suka sendirian tanpa mereka yang selalu ada buat kalian? 

Mungkin sebagian dari kalian akan menjawab sudah dan ada juga yang menjawab belum. 

Bagi yang udah, gimana rasanya? Happy kan?? Kalo gak berarti kalian gak menikmati kesendirian kalian dengan tulus, ikhlas dan penuh kasih sayang #apasih 🙈🙊🙉 

Bagi yang belum pernah, coba deh kalian lakuin hal ini. SENDIRIAN. Kalo kata temen gue si Debby, "Saatnya me time". 
Nikmatin kesendirian dengan segala macam, jenis dan bentuk sesuka hati kalian, like me 😌 kalo udah pada nyobain gimana rasanya. Ntar komen disini. Curhat ke gue gimana rasanya. Happy kah? Ato malah makin tambah kesepian kah? Ato ngerasa aneh? Ato apalah namanya.. 

Sekarang gue lagi memanjakan diri dengan berjalan-jalan ditengah keramaian, makan sendirian, ngobrol sendirian (maksudnya ngomong sendiri gitu 😝), pokoknya apa-apa sendiri deh (walaupun biasanya juga udah sering sendirian). Cuma kali ini beda! Beneran deh 👀 

Eeeiiittss.. Tapi jangan dikira gue gila ya karna ngomong sendiri. Haha tapi ini biasanya juga sering gue lakuin, ngomong sendirian macem di film-film (bukan dubing loh ya 🙊🙈), tapi bukan juga karna hidup gue yang penuh drama. Hidup gue happy kok, beneran happy deh, cuma kadang suka kurang tidur aja dikit.

Anyway, curhatanya segini dulu ya. Gue mau lanjut jalan dan belanja, ngabisin uang kek orang kaya. Hahah
Kiss kiss 😙 

Ini foto-foto hasil kesendirian gue 😚

Minggu, 22 Juni 2014

Cinta

Selalu terucap kata cinta dibibir ini. Namun, apakah itu makna cinta yang sesungguhnya? Menurutku tidak. Karena cinta bukan hanya sekedar ucapan, kata sayang, atau yang lainnya, melainkan sebuah rasa yang tumbuh dari dalam hati. Tanpa keraguan, tanpa tanda tanya, tanpa adanya noda. 
Cinta juga bisa berasal dari mana saja. Orang tua, orang terdekat, orang tersayang, bahkan kekasih. Namun kenapa harus ada cinta diantara kita semua? Apakah agar kita bisa saling menyayangi dan memahami satu sama lain? 
Jika cinta bisa membuat kita bahagia, tapi kenapa cinta jualah yang membuat kita terluka? Apa karena kita salah dalam menempatkan cinta? Atau, . Karena cinta belum siap dengan semua keadaan yang ada? 

Cinta . . 

Kenapa aku harus merasakanya? Kenapa bukan mereka? 
Bukan bermaksud untuk menyesali apa yang sudah terjadi, hanya saja aku merasa ini semua tidak adil. Kenapa mereka yang begitu menginginkan cinta tak pernah merasakannya? Apa karena Tuhan telah lelah memberikanya? Atau, . Tuhan telah mempersiapkannya diwaktu yang telah ditetapkan? Atau mungkin ada jawaban lain? 
Tetapi satu yang kutahu, Tuhan tidak akan pernah lelah untuk memberikan segala yang umatnya inginkan. Hanya saja, waktunya belum tepat. Karena Tuhan tahu, kapan saat yang tepat untuk memberikan rasa itu kepada orang yang tepat dan kepada mereka yang membutuhkannya.