Kamis, 25 September 2014

Memahami, Bukan Menyalahkan!

"Belajarlah untuk memahami, bukan menyalahkan. Ingat, memahami, bukan menyalahkan" 

Kata-kata itu yang selalu gue camkan kepada diri gue sendiri hingga detik ini. 
Kata-kata itu gue dapat saat bertemu dengan seorang laki-laki yang terlihat tua, namun ia tetap semangat dalam memberikan ilmu dan pengetahuanya. Aku salut dan bangga bertemu orang hebat seperti beliau. Beliau mengetahui semuanya. Semuanya.. 

Haikal, pria tua dengan jaket parasut yang ia kenakan membuat beliau tampak tenggelam dalam parasut tersebut. Badanya yang kecil dan rambutnya yang putih tidak membuat semangat beliau luntur.   

Sebelumnya aku pernah melihat beliau, di tempat yang berbeda. Kesan pertama saat melihat beliau, aku bertanya-tanya siapakah beliau. Jalanya yang terbata-bata, beban berat yang beliau jinjing kesana kemari, kacamata dan parasut yang beliau kenakan sehari-hari, membuat saya kasihan terhadap beliau. Bagaimana tidak, beliau sudah tua tetapi masih harus mengangkat beban berat seperti itu, beliau masih harus kesana kemari untuk menghidupi keluarganya. Seharusnya, orang-orang seperti beliau itu udah duduk manis di dalam rumah dan menikmati hari-harinya. Tetapi, hal ini nampaknya berbeda dengan orang-orang tua lainya. 

Yah.. Pak Haikal berbeda dengan pria-pria tua lainnya. Semangatnya, pengetahuannya, keadilannya, itu semua membuat beliau berbeda dengan pria-pria tua lainnya. 

Walaupun sebelumnya gue sempat merasa kurang menyukai beliau,  tapi setelah dipikir-pikir kenapa gue harus marah? Kenapa gue harus benci? Toh itu juga kesalahan gue yang gak sepantesnya buat gue lakuin. Kesalahan gue karna gue udah terlalu malas untuk menjalani hari-hari ini. Gue udah kalah semangat dengan seorang pria lanjut usia yang jelas-jelas masih berdiri gagah di hadapan gue, pulang pergi kesana kemari, mencari keadilan, mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarganya. 

Emang sih ya, penyesalan itu selalu datang terlambat. Ingin rasanya gue minta maaf kepada beliau atas tindakan gue kemarin. Sepeleh sih, cuma dapat berpengaruh juga untuk kehidupan mendatang. 

Tuhan, jika memang saya dan beliau dipertemukan kembali, izinkan saya menyampaikan pesan maaf ini kepada beliau. Jika tidak, pastikan bahwa beliau tau kalau saya benar-benar menyesal dengan semua ini.. 
 
Terima kasih.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar