RANDOM
Ini semua hanya sebuah cerita, namun ada beberapa hal yang nyata dan sesuai dengan fakta. Dikisahkan melalui hati, kemudian disampaikan melalui teknologi. Selamat bergabung, selamat datang di duniaku. Salam kenal :)
Kamis, 21 Mei 2015
Bahagia, Tak Harus Selalu Bersama ☺️
Senin, 18 Mei 2015
Bekasi, Membekas di Hati
Minggu, 01 Februari 2015
Terserah, kenapa?
Alasan kenapa aku (dan mungkin beberapa orang) suka bilang terserah, tanpa survei, tanpa vote, tanpa nanya-nanya:
1. Karna rasa gak enak
Serba salah rasanya klo ditanya mau makan dimana? Mau pergi kemana? Trus kita udah kasih jawaban, kita udah kasih solusi maunya kemana, trus doi, mereka, ato siapapun itu gak suka dan merasa kecewa sama tempat/makanan atau apapun pilihan kita. Nanti giliran kitanya gak kasih solusi,malah gak sesuai, dikasih solusi malah dianya gak suka, ya ujung2nya kan bilang terserah juga.
2. Memang ga tau mau kemana dan ngapain
Kadang emang kita lagi di tahap dan berada diposisi bosen, bete, gabut, dan ketika ditanya kita jawabnya terserah karna emang kita gatau mau kemnaa dan ngapain. Iya kan? Hahaha
3. Karna lagi kesel
Karna aku perempuan, kalo lagi berantem dan udah kelewat kesel, pasti secara gak langsung juga bakalan bilang terserah hahaha. Entahlah, kalimat terserah seperti mantra yang bisa menyadarkan para lelaki atai siapapun itu kalo kita lagibete, kesel ataupun marah. Hahahaa
Mungkin cuma tiga hal itu alasan gue kenapa gue bilang terserah. Tapi yang paling utama adalah, gue hanya ingin melihat mereka senang dengan pilihannya, bukan kecewa dengan pilihan gue.
Kelihatannya lemah sih, kelihatannya juga gue seperti seseorang yang ga tegas dan gak punya pendirian. Cuman yaa gitu, yang ada dipikiran gue adalah, gue hanya ingin mengalah, gue hanya ingin hidup damai.
Hal ini juga gue lakuin disaat-saat tertentu doang, gak semuanya loh ya. Ngerti gak maksudnya gimana? Hahah
Contoh nih ya, kalo gue lagi jalan sama temen, dan gue merasa temen gue menguasai gue, gue juga udah kenal dia, ya gue akan memilih untuk kebahagiaan mereka, bukan gue. Gue pengennya, apa yang dia pilih bisa bikin dia bahagia dan gue pun demikian. Hahaha *gue nulis apaan sih???!*
Kecuali, kalo misalnya gue bener-bener kepengen sesuatu dan emang itu harus dikabulin. Jangan enggak loh ya, kalo enggak mah, ya gatau deh gimana hahah
Mungkin ini beberapa hal yang mau gue sampaikan hari ini. Ini bukan curhat loh ya, tapi ini adalah pendapat. Hmm.. iya gitulah deh ya pokoknya hahah gatau lagi ni mesti ngomong apaan.
Udah ya, BHAY!
Rabu, 21 Januari 2015
Aku, Bukan Aku.
Aku tidak menyalahkan hujan, tidak pula menyalahkan keadaan.
Waktu yang terus berjalan, perlahan membawa tubuh ini melayang.
Jauh...
Terbang tinggi ke langit yang penuh dengan kegelapan.
Apa hubungannya semua kalimat diatas?
Entahlah..
Akhir-akhir ini aku merasa mood-ku kurang baik.
Egoku pun demikian.
Aku juga tak bisa mengutarakan seperti apa keadaanku saat ini.
Tidak bisa mengutarakan seperti apa yang kurasa saat ini.
Aku hanya merasa hati ini seperti diselimuti awan hitam seperti hujan yang turun belakangan ini.
Atau mungkin aku hanya terlalu lelah dengan semua hal yang terjadi belakangan?
Ingin rasanya semua itu hilang, lepas, terbang, melayang..
Aku mencoba, namun gagal.
Aku mencoba, namun tak sepenuhnya ego itu hilang.
Aku..
Tak seperti aku yang selalu merindukan langit.
Tak seperti aku yang merindukan senja.
Tak pula seperti aku yang merindukan jutaan bintang saat malam datang.
Maafkan..
Maafkan semua ego dan rasa ini.
Minggu, 11 Januari 2015
Cerita Tentang Pertemanan
Persahabatan itu rumit. Tapi ga serumit yang kalian bayangin.
Ga serumit rasanya pacaran trus pacar kita ngambek.
Ga serumit saat kita ga dibolehin kesana kesini sama gebetan.
Coba gue tanya, bagian mana yang ngebuat persahabatan itu rumit?
Kalo kita ngejalaninnya dengan ikhlas dan lapang dada, tanpa beban, gue rasa gak akan ada yang namanya rumit.
Sahabat itu gunanya menjaga, memperhatikan, menyayangi.
Sahabat juga selalu ada disaat kamu sedih, kamu bahagia, bahkan saat kamu sedang terpuruk sekalipun.
Kalau kamu mengenal sahabatmu dengan baik, kamu pasti tahu bagaimana caranya membuat mereka bahagia. Tanpa beban sekalipun.
Kalo kamu menyayangi sahabatmu, kamu pasti tidak akan pernah membiarkannya terluka. Sekecil apapun luka itu.
Kalau kamu mengerti seperti apa persahabat itu, kamu akan sangat beruntung dan bersyukur memiliki mereka. Bukan malah sebaliknya.
Sedih saat tahu, dia, seseorang yang selama ini ada bersama kita, dalam hitungan detik, tanpa pikir panjang, langsung memutuskan untuk tidak bersahabatan lagi. (Ceritanya panjang, dan rumit, dan mungkin alasannya dia gak masuk akal. Tapi intinya dia memutuskan untuk menyudahi semuany, bukan malah mempertahankan).
Memutuskan untuk, "Ya, aku bisa berdiri sendiri. Tanpa kalian. Aku akan kembali saat aku bisa membahagiakan kalian."
Sepengetahuanku, aku dan bahkan mereka yang memiliki masalah serupa tidak membutuhkanmu disaat kamu sedang berbahagia. Saja.
Tidak membutuhkanmu, ketika kamu sedang sukses. Saja.
Karena kita semua sama. Kita memulai semuanya bersama, dari nol, dari bawah.
Sedih, senang, luka, bahagia kita rasakan bersama.
Saat gue denger kata-kata itu, ya spechless..
Gatau mau ngomong apa. Ga habis pikir juga. Ternyata segampang itu dia melepas persahabatan yang mungkin bisa dibilang juga udah dianggap sebagai saudara.
Ini kita yang egois, atau dia? Kita yang terlalu mengekang, atau memang dari awal dia ga butuh kita?
Cerita ini didedikasikan untuk mereka yang:
- Mengenal sebuah persahabatan
- Mereka yang memiliki sahabat
- Mereka yang tidak mengenal apa itu persahabatan, dan
- Mereka yang tidak memiliki teman atau sahabat
Semoga kalian semua berbahagia..
Amin.
Rabu, 31 Desember 2014
Bad or Good, It's the Began!
Tahun baru..
Semua berawal dengan yang baik, namun adapula yang menyakitkan.
Awalan yang baik adalah, ketika aku bertemu dengan dia, seseorang yang mungkin sudah 10 tahun lebih kami tak berjumpa dan tak bersama.
Awalan yang baik pula ketika aku dan dirinya berbagi canda dan tawa disetiap detiknya.
Meluangkan waktu bersama.
Ya.. bersama...
Namun, perlahan awalan yang baik tersebut berubah menjadi sangat menyakitkan, ketika sebuah perpisahan datang.
Perpisahan yang tak pernah aku harapkan.
Perpisahan, tanpa ada persetujuan dari kedua belah pihak.
Perpisahan yang seharusnya tidak boleh terjadi..lagi...
Dan hanya secarcik kertas berisi pesan yang dia tinggalkan kepadaku
"Aku pergi, kamu jaga diri baik-baik"
Menurutmu, apakah aku akan merasa tenang dengan pesan itu?
Tidakkah kau tahu, aku masih ingin bersama dengan dirimu, melakukan hal yang dulu pernah kita lakukakan bersama.
Aku juga masih ingin mengajakmu ke tempat favoritku, tempat dimana aku selalu memikirkan keberadaanmu.
Namun semua telah terjadi, dan aku tidak bisa mencegah kepergianmu.
Selamat tinggal..
Semoga ada saat, dimana waktu itu akan menjadi milik kita. Selamanya..
Kamis, 25 Desember 2014
Aku: Hati yang Terluka
Aku tak tahu, apakah aku masih "dibutuhkan" ketika ada kita dalam satu ruang.
Aku tak tahu, apakah aku masih akan terlihat ketika berada diantara kalian.
Dan aku juga tak tahu, apakah masih ada tempat bagiku untuk ikut tertawa serta berbahagia ketika ada aku, kamu dan dia, seseorang yang amat sangat kau sayangi dalam suatu masa yang sama.
Dua kali, bahkan lebih. Lebih dari yang kau perkirakan.
Mungkin pula, kau tak tahu dan tak pernah menyadari yang sesungguhnya. Tak akan pernah..
Sekali kau melakukan kesalahan, aku maafkan.
Dua kali kau menyakitiku, aku maafkan.
Tiga kali kau melukai hati ini, aku tetap memaafkan.
Dan untuk kesekian kalinya kau menggoreskan pisau dihati ini, aku akan memaklumi hal tersebut.
Karena aku, bukan dan tak akan pernah menjadi seseorang yang paling berharga dimatamu.
Apakah menurutmu aku akan membalaskan semua rasa sakit ini?
Tenanglah.. aku tak sejahat itu..
Dan aku tak akan pernah melukaimu.
Hanya saja, aku akan sedikit tak peduli terhadapmu.
Bahkan bisa saja aku bersikap biasa dan menganggap bahwa semuanya baik-baik saja.
Terlepas dari semua itu, aku akan tetap berada disampingmu.
Menemani, hingga kau sadar, bahwa aku, jauh lebih berharga daripada dirinya..
Iya, aku...