Jumat, 06 Desember 2013

Jurnalistik Radio untuk Kepetingan Publik

Acara yang diselenggarakan oleh seluruh insan penyiaran ini adalah Indonesia Broadcating Expo (IBX). Indonesia Broadcasting Expo (IBX)  merupakan pameran pertama dan terbesar di Indonesia yang diikuti lebih dari 20 media massa nasional yang berlangsung hingga sabtu, (20/4) di Balai Kartini, Jakarta. Selain terdapat berbagai macam pameran, disana kita juga bisa mengikuti workshop mengenai perkembangan media massa yang ada di Indonesia, mulai dari media cetak sampai dengan media streaming dan juga kita bisa mencoba untuk mengebangkan bakat kita di dunia media seperti, mencoba menjadi seorang presenter, belajar bagaimana caranya menggunakan kamera untuk meliput, dan sebagainya.
Pada hari terakhir acara, saya bersama teman-teman pergi mengujungi Balai Kartini untuk melihat secara langsung seperti apa kegiatan yang ada disana. Saat melewati pintu masuk kami melihan banyak sekali para mahasiswa dari berbagai Universitas hadir disana. Walaupun pada saat itu pintu belum dibuka, namun mereka tetap bersabar menunggu hingga pintunya dibuka.
Tak lama kemudian, ketika kami hendak berjalan menuju pintu masuk, ternyata pendaftaran dan acara telah dimulai. Disana kami diberi pilihan untuk mengikuti berbagai macam jenis workshop. Salah satu diantaranya adalah “Jurnalistik Radio untuk Kepentingan Publik”. Kami memilih topik itu untuk menjadi pembahasan kali ini. Tetapi, sebelum acara workshop dimulai kami menyempatkan diri untuk berkeliling melihat pameran-pameran yang ada disana.
Setelah selesai berkeliling, kami langsung menuju ke lokasi workshop, kelas I. walaupun kami datang sedikit terlambat, tetapi itu semua tidak masalah. Yang penting disana kami dapat mengetahui informasi yang telah disampaikan. Pembicara yang hadir disana tidak hanya satu, tetapi banyak dan dari berbagai macam tempat yang berbeda. Ada yang berasal dari Komunitas Radio, pihak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), serta orang-orang yang terlibat dalam penyiaran radio.
Pembicara yang pertama bernama Imam Musamam. Beliau menjelaskan mengenai apa itu radio? Radio merupakan sesuatu yang murah, dipancarkan oleh gelombang radio (secara langsung dan tidak langsung), bersifat auditif, serta portable (sangat mudah untuk dibawa kemana-mana). Penyiaran yang disampaikan oleh radio juga tidak boleh sembarangan. Berita yang disampaikan dari radio ke publik harus sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran. Apabila terjadi suatu kesalahan dalam penyampaian informasi, maka pihak radio berhak untuk dituntut dan harus meralat semua pemberitaan yang ada yang nantinya akan disertakan dengan surat yang menyatakan suatu kesalahan. Selain itu, untuk memperbaiki suatu kesalahan, pihak radio juga bisa mewawancarai langsung pihak yang bersangkutan (pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan yang salah). Karena minimnya waktu yang diberikan, Bapak Imam Musamam segera mengakhiri pembicaraanya dengan memberikan informasi mengenai masalah-masalah umum yang ada pada radio. Tujuannya agar para penyiar radio tidak melakukan kesalahan tersebut dan berusaha untuk menjadi seorang penyiar yang baik tanpa harus meniru karya orang lain.
Setelah itu, pembicaraan berganti kepada Iman Abda. Beliau merupakan perwakilan dari komunitas penyiaran radio yang berasal dari Bandung dan radio yang menjadi tempat persinggahanya adalah Radio Rakita di Bandung. Disana beliau menjelaskan fungsi, tujuan dan kenapa beliau mendirikan radio komunitas ini. Radio komunitas ini didirikan dari, untuk, dan oleh komunitas untuk memperkuat akses masyarakat. Selain itu beliau juga memberitahu perbedaan mengenai hal yang membedakan antara komunitas penyiaran tv dengan radio. Kalau penyiaran televise komunikasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak hanya berupa pesannya saja, tetapi juga melalui tindakan. Ada suatu bukti berupa gambar yang ditayangkan. Sedangkan komunitas penyiaran radio, penyampaianya lebih kepada bentuk cerita yang membangkitkan daya khayal masyarakat. Selain itu, lokalitas yang dimilikinya pun luas.
Selesai membagi pengalamanya kepada kami semua, kemudian microfon berpindah tangan kepada Bapak Ghaib Maruto Sigit yang merupakan Station Manager Trijaya FM. Beliau akan membawakan sebuah topik singkat mengenai Partisipasi Radio dalam Pelayanan Publik. Sebelum menjabat sebagai Station Manager di Trijaya FM, sekitan tahun 2000an beliau sempat menjadi seorang reporter radio bersama rekanya yang juga hadir disana saat itu, Bapak Iswandi.
Dahulu, media streaming tidak begitu diperlukan oleh public bahkan lembaga-lembaga kenegaraan karena media streaming tidak seperti media cetak dan televisi yang bisa menghasilkan gambar dalam setiap pemberitaannya. Tetapi sekarang, pemberitaan radio sudah mulai berkembang dan di anggap dimasyarakat. Peran radio saat ini juga penting bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat pedalaman yang tidak bisa menerima siaran TV. Radio sangat membantu masyarakat pedalaman dalam menerima informasi termssuk jika ada pertandingan sepak bola yang disiarkan secara langsung dan yeng terakhir pembicaranya adalah Bapak Iswandi yang merupakan bagian dari Komisi Penyiaran Indonesia yang memberikan pengarahan mengenai kode etik jurnalistik.
Acara workshop tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab serta pemberian penghargaan kepada para pembicara. Setelah kelas dibubarkan, kami menyempatkan diri untuk kembali mengitari pameran yang semakin siang semakin dipadati oleh pengunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar